Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kesal di Pernikahan Teman

kapan nikah?

Sebagai orang yang selalu menyempatkan diri hadir di acara pernikahan teman dengan alasan yang pernah saya jabarkan dalam tulisan sebelumnya (baca : Ke Pernikahan Teman), ada beberapa hal yang buat saya kesal. Bukan! Saya bukan kesal karena teman saya yang culun menikah duluan. Tapi ini kesal dalam artian yang sebenarnya.
  • Pakai adat Perancis
Tahu adat Perancis kan? Itu lho, yang para undangan kalau mau makan ambil sendiri, seberapa banyak pun yang mereka mau. Adat Perancis ini punya dua keuntungan : Nggak Ribet dan Makanannya banyak variasi

Orang-orang kampung sudah banyak menggunakan adat Perancis ini. Yang lambat laun mengikis budaya masyarakat setempat yang kalau undangan pernikahan masih menggunakan hidangan di atas meja.

Tapi bagi saya pribadi, lebih suka makan pakai hidangan di atas meja. Walaupun makanan nya tidak banyak variasi. Tapi pas makannya nyaman. Beda sama adat Perancis. Adat Perancis kan cuma di sediakan kursi doang. Kalau makanannya ada gulai siput atau telur asin, ribet. Susah makannya. Salah teknik, telur asin nya meloncat saat di sendok. Hahaha 

Kalau makan pakai hidangan, awal makan nasinya sedikit aja dulu. Kalau sedap, bisa nambah lagi. Lah, kalau adat Perancis cuma sekali jalan. Ambil banyak, kalau tak sedap, mubazir. Kalau ambil sedikit, eh tahu-tahu makanannya sedap, mau nambah lagi, malu.

Tapi saya salut dengan orang-orang yang santai saja makan dengan adat Perancis. Keren! Dan yang paling keren lagi, ibu-ibu pejabatnya. Sudah selesai makan nasi, pindah kesebelah makan martabak mesir terus pindah lagi makan sate, dan pindah lagi makan bakso.

Ini ibu-ibu mau kondangan apa jadi juri acara kuliner nusantara?
  • Salah Jalur
Ini masih berkaitan dengan adat Perancis di atas. Adat Perancis kan kalau mau ambil makanan antri dalam bentuk barisan. Walaupun sudah kebiasaannya begitu, tetap saja ada yang salah jalur. Biasanya nih ibu-ibu.

Urutannya kan begini : Di beri piring sama penjaga stan – Ambil nasi – Lauk – Sayur – Kerupuk – Pencuci Mulut – Air

Nah, waktu saya undangan di daerah mana gitu, antriannya macet. Setelah saya celingak-celinguk, ternyata ada ibu-ibu yang salah jalur. Ibu-ibu ini entah turun dari planet mana, tiba-tiba sudah ada di tengah barisan. Dan yang bikin kesalnya, ibu-ibu ini mengambil sayur duluan terus maju menuju tempat nasi berada. Sedangkan di antrian barisan, ada bapak-bapak yang maju untuk mengambil lauk. Yah! Bentrokanlah. Dan yang lebih sialannya lagi, baik bapak-bapak ini ataupun ibu-ibu itu, tidak ada yang mau mengalah. Bapak-bapak ini tidak mau mengenal istilah “Ladies First”, sedangkan ibu-ibu itu sudah jelas salah, masih tetap ngeyel. Ini pasti tipe ibu-ibu yang kalau naik motor matic, sein ke kiri beloknya ke kanan. Sein kanan beloknya ke kiri. Tak sein, mutar. Di kira ini tong stan agaknya. Hahaha

Di belakang bapak-bapak tadi ada dua orang lagi, kemudian saya. Saya fikir kalau terus begini, sampai saya menikah dengan Nisa Sabyan dan punya dua anak yang lucu-lucu pun, tetap tidak akan kelar. Jadi saya mengambil inisiatif dengan cara memotong barisan dan maju di hadapan bapak dan ibu tadi. Terus saya minta ibu-ibu itu geser dulu samping, sedangkan bapak-bapak tadi saya minta terus maju. Dan dua bapak-bapak di belakang bapak-bapak tadi saya minta untuk mundur. Terus saya minta ibu-ibu yang geser ke samping tadi masuk ke barisan dan mengambil makanan kembali sesuai urutan. Lah, saya sendiri ngapain?

Kalau saya jangan di tanya, sudah pasti menunggu kepastian dari pacar, kapan dia siap di ajak bersanding di pelaminan. Ehe!

Nggak… Nggak… Saya kembali ke posisi awal. Di belakang dua bapak-bapak yang saya minta untuk mundur tadi. Sambil menunggu giliran mengambil makanan, saya bertanya dalam hati “Kok bapak dan ibu tadi tidak ada yang mau mengalah? Terus orang-orang di situ juga kenapa tidak menengahi? Ini malah di jadikan semacam tontonan”

Belakangan saya baru mengetahui bahwa bapak dan ibu yang jadi biang kemacetan tadi adalah pasangan suami istri yang sudah bercerai sekian tahun. Yaelah, mantan toh! Pantesan tidak ada yang mau mengalah. KAMPRET!
  • Di tanya dengan pertanyaan mematikan
Saya kesal ketika datang ke pernikahan teman, orang tua teman saya tersebut bertanya dengan salah satu pertanyaan paling mematikan di dunia.

KAMU KAPAN MENIKAH?

Jlebbb! Orang tua jaman now.

Biasanya yang bertanya begini adalah orang tua teman saya yang bisa di bilang sudah lumayan akrab dengan saya. Biasanya pas di pelaminan, ketika saya bersalaman dengan kedua mempelai terus tiba bersalaman dengan orang tua teman saya tersebut, akan terjadi semacam dialog singkat “Kamu kapan nikah? Teman kamu si Desi aja sudah punya anak 3”

Saya selalu kesal di tanya seperti itu. Sekali-kali pengen menjawabnya seperti ini :

“Kamu kapan nikah?”
“Maaf, Bu! Saya berkembang biak dengan cara membelah diri”
“…”

Atau

“Kamu kapan nikah?”
“Yaelah, Bu! Kepo amat sih. Nanya-nanya kapan saya nikah segala lagi. Memangnya kalau saya nikah, ibu mau ngamplop banyak gitu?”
“…”

Saya mana berani bilang begitu. Karena kurang ajar, bisa-bisa saya di kutuk jadi jomblo seumur hidup. Hahaha

Tapi kalau di fikir-fikir, hidup ini memang tentang kesiapan kita menjawab pertanyaan KAPAN.

Kapan lulus?
Kapan kerja?
Kapan menikah?
Kapan punya anak?
Kapan siap di panggil Tuhan?

Walaupun begitu, tetap saja kesal kalau di tanya dengan pertanyaan itu lagi itu lagi. Pengennya nih sesekali, ketika ada orang meninggal, giliran saya pula yang  bertanya “Kapan ibu nyusul? Teman ibu, Bu Aisyah saja sudah 3 tahun tenang di sana”. Hahaha
  • Biduan galau
Biasanya nih, kebanyakan acara yang saya hadiri, ada semacam hiburan berupa organ tunggal gitu. Nah, kadang ada saja biduan yang membawa lagu tanpa melihat situasi terlebih dahulu.

Pernikahan itukan acara bahagia. Jadi wajar kalau biduan menyanyikan lagu-lagu bahagia yang berisi doa dan harapan agar  kedua mempelai hidup bahagia sampai akhir hayat. Lah, ini malah nyanyi lagu galau seperti lagu dari grup band Lestari yang berjudul AIR MATA DI HARI PERNIKAHAN MU

Saya jadi berfikir, jangan-jangan biduannya ini pernah pacaran dengan mempelai pria terus putus. Tapi sampai sekarang belum bisa move on. Kesian amat jalan cerita nya. Hahaha

***

Punya pengalaman  yang bikin kesal di pesta pernikahan yang kamu hadiri? Share di kotak komentar ya!