Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Nama Saya Hatim, Pak! Bukan Rahim

Saya termasuk orang yang susah mengingat seseorang. Misalnya ketika berkenalan dengan orang baru. Jumpa kedua kalinya dengan orang tersebut, saya tidak ingat lagi namanya siapa. Tapi kalau wajah, saya bisa merekamnya dengan baik. Itu sebabnya saya jarang menyapa seseorang yang belum lama saya kenal. Walaupun saya ingat wajahnya, saya ragu untuk menyapa karena tidak ingat namanya. Sering kali orang tersebut yang menyapa saya duluan. Kadang kalau menyapanya dalam sebuah pertemuan entah itu dalam acara resmi, di bazar, atau di tempat-tempat yang bisa bicara empat mata, saya sering di anggap sombong karena tidak menyapa duluan.

HAHAHA

Saya tidak sombong. Cuma saya memang buruk dalam mengingat nama seseorang yang baru saya kenal. Sombong itu kalau kita sudah mengenal lama atau kenal cukup baik, lalu kita bertemu di suatu tempat, saya tidak menyapa atau pura-pura tidak kenal. Itu baru namanya sombong.

***

Tapi akhir-akhir ini, saya sering berfikir keras. Mengingat apakah saya pernah bertemu atau mengenal orang tersebut sebelumnya? Semakin saya berfikir keras, semakin saya tidak bisa menemukan jawabannya. Ujung-ujungnya saya capek sendiri kemudian memilih untuk lihat video di Facebook atau main Mobile Legends.

Ceritanya seperti ini : Beberapa waktu yang lalu saya menghadiri undangan pernikahan teman saya di suatu tempat. Setelah sampai, saya langsung mengambil makanan. Kemudian makan dengan santai.

Setelah selesai makan, saya bergegas naik ke pelaminan untuk memasukkan amplop ke dalam tempat yang sudah di sediakan sekaligus bersalaman dengan pengantin dan kedua orang tuanya.

Pas bersalaman dengan bapak dari mempelai wanita (bapak mertua teman saya), bapak-bapak tersebut bilang "Akhirnya dkw sampai jugo ke tempat bapak e".

Saya tentu saja kaget. Sebab ini pertama kali saya datang ke tempat tersebut. Seingat saya, saya juga belum pernah bertemu dengan mertua teman saya tersebut.

Lama saya menatap wajah bapak tersebut sambil mengingat-ngingat. Dan bapak tersebut juga menatap saya dalam-dalam. Jadi selama bersalam-salaman tersebut, waktu seakan berhenti, kami saling bertatap-tatapan.

AWKWARD MOMENT... 😂

Dalam perjalanan pulang pun saya masih mengingat-ngingat kejadian tersebut. Saya berfikir keras, tapi tetap tidak menemukan jawabannya. Pertanyaan dalam fikiran saya cuma satu "Apakah saya mengenal atau pernah bertemu dengan bapak tersebut sebelumnya?"

Cerita kedua : Malam selasa kemaren saya masuk kerja shift malam. Setelah sampai di tempat kerja, saya langsung menghidupkan layar CCTV. Setelah memastikan keadaan aman, saya tinggal pergi sebentar. Saya ke ATM ambil uang sebab ada sesuatu yang ingin saya beli.
 
Nama Saya Hatim, Pak. Bukan Rahim!
 
Setelah sampai di ATM, saya lihat ketiga mesin ATM penuh terisi orang. Kemudian saya masuk dan mengantri di belakang ibu-ibu yang menggunakan mesin ATM paling sudut sebelah kiri. Nah, di mesin ATM paling tengah, ada bapak-bapak yang menggunakan mesin ATM tersebut. Saat saya masuk dan mengantri di belakang ibu-ibu tadi, bapak di mesin ATM tengah ini menoleh ke arah saya. Kemudian bilang :

"Eiii... Rahim"


Refleks saya langsung menoleh ke belakang. Mungkin saja bapak tersebut menegur orang yang ada di belakang saya. Tapi di belakang saya tidak ada siapa-siapa yang mengantri. Itu berarti bapak tersebut menegur saya.

Tapi masalahnya namanya saya bukan Rahim tapi Paijo 😂

Nggak... Nggak... Bercanda

Nah, pas bapak tersebut memanggil saya Rahim, saya langsung senyum seolah-olah nama saya memang Rahim dan saya mengenal bapak tersebut. Mungkin karena melihat saya senyum, bapak tersebut kembali bertanya : "Dari mano?". Walau dalam keadaan bingung sebab tidak mengenal bapak tersebut, saya tetap menjawab "Dari tempat kejo, pak".

Saya fikir bapak tersebut berhenti ngomong sama saya setelah saya jawab pertanyaannya tersebut. Tapi bapak tersebut kembali bilang "Main proyek sekarang e".

Pas bapak tersebut ngomong kayak gitu, saya langsung melongo. Ini sudah pasti bapak tersebut salah orang. Pertama, nama saya bukan Rahim. Kedua, seumur hidup saya tidak pernah main proyek.

Setelah bapak tersebut selesai menggunakan ATM, saya langsung menggunakan mesin ATM tersebut. Sambil memasukkan PIN ATM, saya terus berfikir "Apakah saya mengenal atau pernah bertemu dengan bapak tersebut sebelumnya?".
 
***
Besoknya saya ceritakan kejadian tersebut sama teman saya. Teman saya bukannya bersimpati dengan kebingungan saya, malah lebih memilih untuk meledek saya dengan memanggil "Eiii... Rahim".

Benar-benar teman yang pantas untuk di jadikan santapan ikan Piranha 😏

Sebenarnya ada beberapa kejadian lagi yang mirip-mirip seperti itu. Intinya orang yang saya temui tersebut seperti mengenal saya tapi saya merasa belum pernah bertemu atau kenal orang tersebut sebelumnya. Entah saya yang lupa atau memang orang tersebut yang asal manggil karena salah orang. Kadang-kadang saya sempat berfikir "Jangan-jangan muka saya yang pasaran?"

Lah...