Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

(Analisis) Kenapa ONIC Esports Bisa Tersingkir dari M3?

Sebagai juara MPL Season 8 dan MPLI 2021, ONIC Esports di gadang-gadangkan bisa berbicara banyak di M3. Tapi siapa sangka, ONIC Esports malah angkat koper lebih dulu. Iya, ONIC Esports tersingkir dari M3 setelah di tumbangkan Blacklist Internasional dengan skor 2-1.

Onic Esports di M3

ONIC Esports mengawali kiprahnya di M3 dengan langkah yang kurang meyakinkan. Bagaimana tidak, tim esports yang memiliki logo seekor landak berwarna kuning ini tergabung di grub B yang di dalamnya berisi tim-tim kuat seperti ONIC PH, Keyd Stars dan Todak. Banyak yang beranggapan kalau grub B ini adalah grup "Neraka".

Terbukti, di babak penyisihan grup, ONIC Esports hanya mampu menumbangkan ONIC PH. Hal ini lah yang membuat ONIC Esports harus merela kan diri turun ke Lower Bracket. Padahal kita sama-sama tahu bahwa tim yang berada di Lower Bracket harus menjalani pertandingan lebih banyak. Sekali kalah, sudah pasti pulang kampung.

Banyak yang beranggapan masuknya ONIC Esports ke Lower Bracket dan masuknya RRQ Hoshi ke Upper Bracket adalah bagian dari strategi. ONIC Esports bantai bawah dan RRQ Hoshi bantai atas. Ujung-ujungnya kedua tim akan bertemu di final.

Jujur, saya tidak percaya ini adalah bagian dari strategi. Saya yakin tidak ada satu tim pun yang mau masuk ke Lower Bracket. Semua tim pasti menginginkan masuk ke Upper Bracket. Sebab, di Upper Bracket punya kesempatan lebih besar untuk maju ke babak selanjutnya dari pada di Lower Bracket. Bahasa halusnya, di Upper Bracket setiap tim punya 2 nyawa. Kalau kalah turun ke Lower Bracket. Sedangkan di Lower Bracket, sekali kalah, habislah sudah.

Strategi bantai atas bantai bawah ini dulu pernah saya dengar ketika M2. Alter Ego bantai bawah dan RRQ Hoshi bantai atas. Hasilnya memang sesuai dengan rencana. Mereka sama-sama bertemu. Tapi di bandara. Sebab yang masuk final adalah Bren Esport dan Burmese Ghouls.

Back to ONIC Esports

Di pertandingan pertama di Lower Bracket, ONIC Esports langsung berhadapan dengan tim SMG dari Malaysia. Bisa di bilang ini adalah pertandingan adu gengsi antara 2 kage. Yakni Drian dan Sasa. Di pertandingan ini, ONIC Esports berhasil menumbangkan tim SMG dengan skor meyakinkan 2-0.

Tapi kejadian tak terduga terjadi di pertandingan pertama di Upper Bracket antara Blacklist Internasional vs BTK. Tim Blacklist Internasional yang di unggulkan dari segala hal dan di prediksi bisa menang mudah lawan BTK malah harus menelan kekalahan dari tim non unggulan yang di perkuat oleh Mobazane ini. Iya, Blacklist Internasional kalah dengan skor 2-3. Karena kekalahan ini, Blacklist Internasional harus rela turun ke Lower Bracket.

Begitu mengetahui bahwa lawan ONIC Esports di Lower Bracket setelah menumbangkan tim SMG adalah Blacklist Internasional, saya langsung down.

Walaupun beberapa waktu yang lalu ONIC Esports berhasil menumbangkan Blacklist Internasional di final MPLI 2021 dengan skor 3-1. Tapi entah kenapa, saya kurang yakin ONIC Esports bisa mengulangi kejadian yang sama. Sikap pesimis saya ini bukan tanpa alasan. Melihat performa ONIC Esports di grup stage, saya merasa ada yang kurang. Saya tidak melihat ONIC Esports bermain kayak biasa. Iya, kayak waktu di MPL Season 8 dan MPLI 2021 yang lalu. Penuh perhitungan dan meminimalisir kesalahan yang tidak perlu.

Dan siang tadi menjadi perjalanan terakhir ONIC Esports di M3. Iya, Blacklist Internasional berhasil mengalahkan ONIC Esports dengan skor 2-1.

Disini saya tidak bermaksud mengecilkan perjuangan ONIC Esports atau apapun itu. Saya hanya ingin berbagi sedikit pandangan kenapa ONIC Esports bisa kalah dari Blacklist Internasional. Tapi perlu di ketahui, saya bukan seorang analis, bukan juga seorang Pro Player. Saya hanyalah pejuang solo di Mobile Legends yang tidak pernah mencapai Mythical Glory 😋

Jadi, menurut saya ada 3 hal yang membuat ONIC Esports bisa kalah dari Blacklist Internasional :

#1. Terlalu fokus pada hero OhMyV33NUS

Otak dari permainan Blacklist Internasional memang terletak di support nya yakni OhMyV33NUS. OhMyV33NUS sendiri memang terkenal sebagai pemain jenius yang selalu menggunakan hero-hero healing seperti Estes dan Rafaela. Nge-ban hero-hero favorit OhMyV33NUS berarti memperbesar persentase kemenangan saat terlibat war. Terutama di area lord.

Cuma kalau kita lihat tadi siang, ONIC Esports terlalu fokus pada hero-hero favoritnya OhMyV33NUS. Secara tidak langsung melupakan hero-hero OP seperti Beatrix. Padahal kita sama-sama tahu, OHEB kalau sudah pakai Beatrix, auto menggila.

Dan terbukti, Beatrix nya OHEB benar-benar merepotkan.

#2. Tidak respect ban terhadap Beatrix

Di game pertama, ONIC Esports harus mengakui keunggulan Blacklist Internasional. Beatrix yang di pakai OHEB benar-benar jadi faktor pembeda. 

Berkaca dari match pertama, seharusnya ONIC Esports harus respect ban terhadap Beatrix. Tapi hal ini tidak di lakukan. Entah apa pertimbangan dari sang analis. Padahal sudah jelas kalau Beatrix lagi OP dan di tangan OHEB jadi hero yang cukup merepotkan.

Memang di game kedua, ONIC Esports berhasil menyamakan kedudukan. Tapi sekali lagi, Beatrix OHEB cukup merepotkan.

Di game ketiga, lagi-lagi Beatrix tidak di ban. Padahal saya berharap Beatrix di ban biar tidak merepotkan. Tapi sekali lagi saya tidak tahu apa yang menjadi pertimbangan sang analis. Dan terbukti, ketika kembali di pakai OHEB, Beatrix tidak berhasil di hentikan oleh Clint yang di pakai CW.

#3. Sanz terlalu memaksa pakai Assasin

Selain Alberttt, banyak orang yang setuju kalau Sanz adalah salah satu jungler terbaik di dunia. Cuma untuk hero-hero nya sendiri, Sanz lebih jago kalau menggunakan Marksman seperti Natan atau Yi-Sun-shin. Tapi kalau untuk assasin seperti Ling atau Lancelot, saya lebih memegang Alberttt.

Dan di match ketiga tadi, saya tidak habis fikir kenapa Sanz menggunakan Lancelot. Padahal Sanz lebih jago ke arah Marksman. Kenapa tidak di fokus kan kepada hero-hero yang Sanz banget gitu. Ini malah seperti memaksa menggunakan assasin. Saya berharap di match ketiga tadi, Sanz menggunakan Bruno. Sanz pernah mencapai level 15 dalam waktu 9 menit-an menggunakan hero Bruno. Kalau bicara soal farming seorang jungler, Sanz salah satu yang terbaik di dunia.

Terbukti, ketika Sanz menggunakan Lancelot, tidak banyak kesempatan untuk Sanz join war. Apalagi Sanz "agak" lambat ting ting nya. Jadi ragu untuk masuk. Salah perhitungan malah jadi bunuh diri.

***

Itu hanyalah sekedar analisa saya saja. Walau bagaimana pun, ONIC Esports telah melakukan yang terbaik sesuai kemampuan mereka. Terima kasih, ONIC!!!