Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Astaga! Ternyata Ceweknya Nggak Pake BH

Semalam sore saya mengalami kejadian unik. Kejadian yang mungkin tidak bisa saya lupakan seumur hidup. Mungkin lho ya. Soalnya saya ini orang nya pelupa. Lupa rasanya jatuh cinta karena pernah di tinggal pas lagi sayang-sayangnya.
 
gambar tidak mewakili isi tulisan
Apaan sih?

Jadi, kejadiannya seperti ini. Pagi semalam, saya dan adik cewek saya mengantar orang tua kami ke Pelabuhan Bandar Sri Setia Raja. Orang tua kami mau pergi ke negeri jiran Malaysia. Kami berangkat dari rumah sekitar pukul 08.10 WIB. Tapi sebelum ke pelabuhan, kami singgah dulu ke rumah kakak kami yang berada di Jalan Bantan, Senggoro. Emak saya ingin sekali melihat cucu nya sebelum pergi ke seberang. Maklum, sejak baru lahir, emak saya yang ikut menjaga cucunya tersebut.

Kami sampai ke pelabuhan sekitar pukul 10.05 WIB. Saya lihat, suasananya cukup sepi. Hanya ada beberapa sepeda motor di parkiran. Mungkin itu sepeda motor karyawan yang bekerja di pelabuhan tersebut. Awalnya saya fikir, kapalnya sudah berangkat. Tapi ternyata tidak. Ketika saya tanya dengan bapak-bapak petugas yang ada di situ, ternyata kapal Mulia Kencana yang rencananya akan digunakan orang tua saya berangkat, hari itu tidak jalan. Karena ada beberapa surat menyurat yang belum selesai di urus.

Karena tidak menyangka akan mengalami kejadian seperti itu. Kami sempat bingung. Setelah berunding sebentar, orang tua saya memutuskan untuk berangkat hari itu juga. Tapi pakai kapal lain. Yakni, kapal Ocean. Mungkin karena susah bawa-bawa tas kalau harus bolak balik.

Cuma masalahnya, kapal Ocean berangkat pukul 13.30 WIB. Sedangkan sekarang pukul 10.10 WIB. Masih ada waktu 3 jam lebih.

Awalnya saya mengajak orang tua saya balik dulu ke rumah kakak yang sebelum berangkat tadi kami singgahi dan nanti akan di antar lagi setelah selesai sholat jumat. Tapi setelah berfikir sejenak, orang tua saya memutus untuk menunggu di situ saja. Takut nanti terlambat dan di tinggal sama kapal.

Setelah saya belikan tiket berangkat dan boarding pas, saya pamit pulang karena takut terlambat sholat jumat.

Sebenarnya bisa saja saya sholat jumat di masjid yang nanti bakal saya lewati, cuma masalahnya ada uang wirid emak saya yang belum sempat saya bayar. Tadi pagi lupa singgah ke rumah pengurusnya.

Karena terburu-buru untuk pulang, saya baru sadar kalau saya lupa membelikan makanan dan minuman untuk orang tua saya. Memang mereka sudah sarapan di rumah kakak saya. Cuma masalahnya, mereka menunggu 3 jam lebih, belum lagi dalam kapal sebelum sampai ke Malaysia. Pasti lapar dan haus. Memang mereka punya uang, tapi orang tua saya orang kampung, mana tahu tempat beli makanannya dimana.

Karena kefikiran hal itu lah, setelah selesai sholat jumat saya langsung pulang. Tukar baju dan kemudian berangkat lagi ke pelabuhan. Saya mengambil jalan pintas yang bisa di tempuh dalam waktu 20 menit. Cuma masalahnya, jalannya itu lho paling di benci sama cewek kalau boncengan sama cowok.

Sebelum sampai ke pelabuhan, saya singgah dulu ke rumah makan. Beli nasi bungkus dan air. Saya lihat baru pukul 13.25 WIB. Saya fikir masih sempat lah.

Tapi ternyata saya keliru. Saat saya sampai ke pelabuhan, kapalnya baru saja berangkat. Saya terlambat sekian menit saja. Dengan langkah yang gontai, saya putuskan untuk pulang.

Saat pulang, saya bawa motornya santai saja karena memang nggak ada yang di kejar lagi. Di depan saya ada ibu-ibu bawa motor MX membonceng dua anaknya. Satu cewek sekitaran umur 20 an gitu dan satu lagi cowok yang saya tebak masih kelas 5 atau 6 SD.

Awalnya saya lihat biasa saja. Cuma setelah beberapa saat berlalu. Saya baru sadar, ada yang aneh sama mereka bertiga. Normalnya kan biasanya anak paling kecil boncengannya di tengah biar nggak jatuh, tapi ini malah anak cewek nya yang di tengah.

Dan keanehan tersebut menemukan titik terangnya. Pas di kelokan SD (entah SD berapa saya tidak tahu cuma di depan SD itu ada patung nelayan yang sedang melemparkan jaring), ibu-ibu ini bawa motornya terlalu cepat. Mungkin karena takut masuk ke dalam parit, ibu-ibunya ngerem mendadak. Motor memang berhenti dan kerennya lagi motornya tidak jatuh tapi anaknya terdorong ke depan. Dan tiba-tiba anak ceweknya jatuh terhempas ke bawah macam benang basah. Lunglai gitu.

Saya berhentikan motor sekitar 3 meter dari motor ibu-ibu tadi. Saya turun tapi tidak langsung menolong. Saya cuma bengong saja melihat anak cewek nya terkapar di aspal, melejit-lejit kayak orang yang hampir mati dan malaikat maut sudah di depan mata.

Selain saya tidak tahu harus berbuat apa. Di saat genting seperti itu, otak saya masih bisa berfikir realistis. Tempat itukan sunyi, nggak ada orang lewat. Saya takut, saat saya menolong nanti, ibu-ibu itu malah menuduh saja yang menjadi penyebab dia kecelakaan. Biasalah kan namanya juga orang yang sedang kalut fikiran.

Saya tunggu saja dulu sampai motor matic dari arah berlawanan yang saya lihat di kejauhan tadi datang mendekat. Ternyata ada tiga cewek yang mungkin masih SMP di atas motor matic tersebut. Dan sialnya, cewek tersebut berhentikan motornya di belakang motor saya. Setelah berhenti, bukannya nolongin. Mereka bertiga cuma nonton doang dari atas motor.

Karena sudah ada saksi mata, saya beranikan diri untuk menolong cewek yang sedang terkapar di aspal dalam keadaan pingsan. Belum sempat saya menolong, datang bapak-bapak umur sekitaran 40 an gitu. Bapak tersebut langsung menolong sambil tanya-tanya. Sedangkan si ibu, ngambil air dari dalam botol aqua dan mengusapkan ke muka anaknya. Sambil mengusap, si ibu menampar anaknya. Dari mulai tampar halus sampai tampar kasar. Saya mengenyitkan kening. Dalam hati saya berkata “Ini ibu kandung apa ibu tiri sih? Nafsu amat namparnya”

Saya ngerti, ibu-ibu itu bermaksud membuat anaknya cepat sadar. Tapi masalahnya, si anak bukannya sadar, tapi dari mulutnya keluar buih dan suara mengorok seperti ayam di sembelih.

Saya dan bapak-bapak tadi sampai bingung mau berbuat apa. Bapak-bapak itu mandangin saya. Saya merasa kayak cowok homo. Hahaha

Mungkin dalam hati bapak tersebut berkata “Ayo kamu kasih nafas buatan biar cewek nih cepat sadar”

"Yaelah, pak! Cewek ini pingsan nya karena terbentur aspal, bukan karena tenggelam. Lagian saya juga ogah kasih nafas buatan. Apa bapak nggak lihat, mulut cewek tersebut mengeluarkan buih? Nanti kalau saya kasih nafas buatan, ceweknya sadar saya nya yang keracunan. Kalau bapak mau, bapak saja yang kasih nafas buatan. Saya mah ogah, walaupun cewek nya se seksi Ariel Tatum. Hahaha"

Nggak lama kemudian ceweknya sadar cuma kondisinya masih lemah. Saya sarankan bawa ke puskesmas terdekat saja. Si bapak setuju. Lalu kami berdua berinisiatif menaikkan cewek tersebut ke atas sepeda motor.

“Oke, bapak angkat bagian belakangnya sedangkan saya bagian pinggang. Ibu tolong pegang motornya biar nggak oleng”

Ketika bapak-bapak tadi mulai mengangkat bagian belakang cewek tersebut, baju kaos cewek itu ikut terangkat. Celakanya, saya yang di bagian samping langsung menyadari satu hal. Anjir! Ternyata cewek tersebut nggak pake BH.

Saya langsung bengong melihat permandangan yang “tidak biasa”. Kedua (.)(.) cewek tersebut terbuka lebar. Bapak-bapak yang di belakang, tidak tahu apa yang terjadi langsung saja nyerocos :

“Bantuin lah, berat ini. Kok malah bengong?”
“Iy.. Iya, Pak!”

Anjay, kok saya jadi gugup ya!!!

Jadinya, saya bantuin angkat cewek tersebut sambil memaling kan muka. Nggak berani menatap ke depan. Cuma yang sialannya lagi, pas saya melihat ke samping nggak sengaja saya menatap kearah ketiga cewek yang cuma jadi penonton tadi. Dan mereka senyum-senyum ke arah saya. Seketika itu muka dan telinga saya jadi panas. Saya tahu apa yang di fikirkan ketiga cewek tersebut. Mereka pasti melihat apa yang tadi nggak sengaja saya lihat. Ya Allah malunya.

Akhirnya dengan susah payah, saya dan bapak-bapak tersebut berhasil menaikkan cewek tersebut ke atas motor. Cewek tersebut memang nggak terlalu besar badannya tapi beratnya minta ampun. Berasa kayak ngangkatin Ivan Gunawan. Hahaha

Yang bikin saya lega, ternyata baju cewek tersebut tidak terangkat lagi. Mungkin adik cowok nya menyadari dari samping sana, lalu menarik ke bawah baju kakaknya. Hehehe

Bapak-bapak tadi berpesan agar si ibu segera membawa anaknya ke puskesmas terdekat. Walau pun anaknya sudah sadar, tapi takut nanti kenapa-kenapa lagi. Soalnya tadi kan terbentur aspal.

Ibu-ibu itu setuju. Dengan di pegang sama anak cowoknya dari belakang, setelah mengucapkan terima kasih. Si ibu itu pun berlalu.

Saya pun setelah berbasa-basi dengan bapak-bapak tadi, langsung menuju motor dan bergegas melanjutkan perjalanan. Dan cewek-cewek tengil bertiga tadi setelah memandang saya sambil tersenyum geli langsung melanjutkan perjalanan. Sial

Di kejauhan saya masih melihat bayangan ibu-ibu tadi karena jalannya lurus tapi sebentar kemudian menghilang tiba-tiba. Yang saya tak habis fikir itu, kalau mau ke puskesmas, harusnya belok ke kiri pas tikungan tapi saya tidak melihat ibu-ibu itu belok. Mereka menghilang di tikungan tersebut. Saya langsung tancap gas. Saya fikir ibu-ibu tadi jatuh ke dalam parit tapi setelah saya sampai, saya tidak melihat apa-apa.

Entah kenapa tiba-tiba saja saya jadi merinding sendiri. Jangan-jangan yang saya tolong barusan bukan manusia tapi makhluk jadi-jadian. Serem

Setelah saya fikir-fikir pakai logika, nggak mungkinlah mereka makhluk jadi-jadian. Kalau mereka makhluk jadi-jadian nggak mungkin keluar siang-siang bolong dan kalau mereka makhluk jadi-jadian nggak mungkin salah satu nya nggak pake BH. Hahaha

Saya fikir positif saja. Mungkin ibu-ibu tadi tiba-tiba menghilang karena kesurupan Valentino Rossi sehingga bawa motornya kayak mau berkelahi dengan malaikat maut.

Saya melanjutkan perjalanan kembali. Karena minyak motor saya bar nya sudah berkedap-kedip, saya putuskan untuk singgah ke SPBU.

Saat kakak-kakak penjaga SPBU mengisi minyak, entah kenapa saya langsung kefikiran kejadian tadi. Hasilnya saya jadi senyum-senyum sendiri. Kakak penjaga SPBU itu pasti bingung “Ngapain bocah ini senyum-senyum sendiri? Gila kali ya”

Setelah minyak terisi penuh, saya kembali melanjutkan perjalanan. Baru sekitar 5 menit berjalan. Ada yang klakson dari belakang. Saya fikir ada mobil yang mau menyalip, makanya saya pinggirkan motor saya ke tepi biar mobilnya bisa lewat duluan

Ternyata yang klakson bukan mobil tapi motor cewek tengil tadi. Tapi kali ini dia cuma sendiri. Dua kawannya entah di tinggal dimana.

Jadinya kami bawa motor bersisi-sisian gitu.

“Abang yang nolongin cewek jatuh tadikan?”
“Iya”
“Tadi pas abang nolongin ceweknya naik ke atas motor, kenapa abang mandang ke tempat lain?”
“Hemmm. Nggak ada apa-apa kok”
“Kalau nggak ada apa-apa, kenapa telinga abang merah. Bukan kah itu tandanya jengah”
“Nggak, mungkin itu perasaan kamu aja”
“Jangan-jangan abang melihat….”
“Melihat apa?”
“Nggak apa-apa. Oke, aku duluan ya bang. Bye-bye”

Cewek itu langsung tancap gas. Sayup-sayup di kejauhan saya mendengar dia menyanyikan reff lagu Matta Band “Ooo… Kamu ketahuan….”

Entah kenapa, seketika itu muka dan telinga saya kembali panas.